oleh

Selesai dalam Sehari, Ini Tata Cara Umrah dari Awal hingga Akhir

HERALDMUSLIM.ID — Butuh berapa hari untuk menunaikan ibadah umrah? Ternyata seluruh rangkaian ibadah bisa selesai dalam sehari. Namun, paket yang ditawarkan biro perjalanan biasanya minimal 9 hari agar bisa berziarah ke tempat-tempat bersejarah.

Berikut tata cara menunaikan ibadah umrah, mulai dari miqat hingga bercukur:

  1. Ihram dari Miqat

Mandi lalu usapkan minyak wangi ke bagian tubuh, misalnya ke rambut dan jenggot. Jangan mengusapkan minyak wangi ke pakaian ihram. Jika pakaian ihram terkena minyak wangi maka harus dicuci.

Pakaian ihram berwarna putih dan tidak berjahit. Bagi laki-laki tidak boleh mengenakan pakaian berjahit, pakaian dalam sekalipun.

Sementara payung, kaca mata, cincin dan sabuk boleh dikenakan orang yang sedang ihram.

Adapun bagi wanita, maka ia mandi meskipun haid, lalu mengenakan pakaian yang ia kehendaki, tetapi harus memenuhi syarat hijab, sehingga tidak tampak sesuatu pun dari bagian tubuhnya. Juga tidak berhias dengan perhiasan dan tidak memakai minyak wangi serta tidak menyerupai laki-laki.

Bagi yang tidak mampu berhenti di miqat seperti yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, maka mandi sejak di rumah lalu jika telah mendekati miqat mulailah ihram dan mengucapkan:

لَبَّيكَ عُمْرَةً

Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah”.

Selanjutnya mengucapkan talbiyah hingga ke Makkah. Talbiyah hukumnya sunnah mu’akkadah (ditekankan), baik untuk laki-laki maupun wanita. Bagi laki-laki disunnahkan untuk mengeraskan suara talbiyah, dan tidak bagi wanita.

Talbiyah yang dimaksud adalah ucapan:

لَبََّيْكَ اَللَّهُمَّ لَبَّيْكَ،لَبَّيْكَ لاَ شَريْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ والْمُلكَ، لاَشَرِيْكَ لَكَ

“Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian dan nikmat serta kerajaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”

  1. Masuk Masjidilharam

Ketika tiba di Masjidilharam, maka masuk dengan mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan:

،بسْمِ اللَّه، والصَّلاَةُ والسَّلاَمُ عَلَىرَسُوْاللِّه، اَللّهُمَّ َافْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِك أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.

“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan Wajah-Nya Yang Mahamulia serta Kekuasaan-Nya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.”

Doa ini juga diucapkan ketika memasuki masjid-masjid yang lain.

  1. Tawaf

Selanjutnya melakukan tawaf dari Hajar Aswad atau tempat yang searah dengannya. Menghadap wajah kepadanya dan ucapkan, “Allahu Akbar”, lalu usaplah Hajar Aswad itu dengan tangan kanan kemudian ciumlah.

Jika tidak mampu menciumnya, maka usaplah Hajar Aswad itu dengan tangan atau dengan lainnya, lalu ciumlah sesuatu yang dengannya Anda mengusap Hajar Aswad.

Jika tidak mampu melakukannya, maka jangan mendesak orang-orang untuk mencapainya, tetapi berilah isyarat kepada Hajar Aswad dengan tangan sekali isyarat. Lakukan setiap putaran tawaf.

Tawaf dilakukan tujuh kali putaran dengan menjadikan Ka’bah di sebelah kiri. Lakukan raml atau jalan cepat dengan memendekkan langkah pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada putaran berikutnya.

Saat melakukan tawaf, lakukan idhthiba’ atau kain selendang diposisikan di bawah pundak kanan. Kedua ujungnya di atas pundak kiri. Raml dan idhthiba’ tersebut khusus bagi laki-laki dan hanya dilakukan pada tawaf yang pertama. Atau tawaf umrah bagi orang yang mengerjakan haji tamattu’ dan tawaf qudum bagi orang yang melakukan haji qiran dan ifrad.

Jika sampai ke Rukun Yamani maka usaplah dengan tangan jika hal itu memungkinkan, tetapi jangan menciumnya. Jika tidak bisa mengusapnya, maka jangan memberi isyarat kepadanya.

Disunnahkan ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad membaca doa:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“Wahai Rabb kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka.”

Dalam tawaf, tidak ada doa-doa khusus dari tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selain doa di atas. Hanya disunahkan memperbanyak zikir dan doa ketika tawaf. Lebih bagus doa-doa yang ada dalam Al-Qur’an.

  1. Ke Maqam Ibrahim Usai Tawaf

Setelah tawaf tujuh putaran selesai, saat mendekati Hajar Aswad, tutuplah pundak yang kanan, kemudian menuju maqam Ibrahim jika memungkinkan, lalu ucapkanlah firman Allah:

وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

“Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim tempat shalat.” (Al-Baqarah: 125)

Jadikanlah posisi maqam itu antara dirimu dengan Ka’bah, jika memungkinkan, lalu shalatlah dua rakaat. Pada raka’at pertama membaca, setelah Al-Fatihah- surat Al-Kafirun dan pada raka’at kedua surat Al-Ikhlash.

Salat dua rakaat tawaf hukumnya sunah dikerjakan di belakang maqam Ibrahim, tetapi melakukannya di tempat mana saja dari Masjidilharam juga dibolehkan.

  1. Minum Air Zam-Zam

Selanjutnya pergilah ke zam-zam dan minumlah airnya lalu berdoa kepada Allah dan tuangkan air zam-zam di atas kepala. Jika memungkinkan, pergilah ke Hajar Aswad dan usaplah.

  1. Menuju Shafa

Selanjutnya menuju Shafa. Ketika telah dekat bacalah firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّهِ

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah.” (Al-Baqarah: 158)

Kemudian ucapkanlah:

أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ

“Kami memulai dengan apa yang dengannya Allah memulai.”

Kemudian naik ke (bukit) Shafa dan menghadap ke Ka’bah lalu bertakbir tiga kali dan ucapkan:

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي ويُمِييْتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ

“Tiada sesembahan yang haq melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hanya bagi-Nya segala kerajaan dan hanya bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang haq melainkan Dia, tiada sekutu bagi-Nya, yang menepati janji-Nya, yang memenangkan hamba-Nya dan yang menghancurkan golongan-golongan (kafir) dengan tanpa dibantu siapa pun.”

Ulangi zikir tersebut sebanyak tiga kali dan berdoalah pada tiap-tiap selesai membacanya dengan doa-doa yang dikehendaki.

  1. Sa’i antara Shafa dan Marwah

Selanjutnya melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah. Ketika berada di antara dua tanda hijau, lakukanlah sa’i dengan berlari kecil (khusus untuk laki-laki).

Ketika sampai di Marwah, naik ke atasnya dan menghadap ke Ka’bah, kemudian ucapkan sebagaimana yang diucapkan di Shafa.

Pergi dari Shafa ke Marwah dihitung satu kali putaran dan kembali dari Marwah ke Shafa juga dihitung satu kali putaran hingga sempurna menjadi tujuh kali putaran. Putaran sa’i yang ketujuh berakhir di Marwah.

Tidak ada zikir atau doa khusus untuk sa’i. Hanya disunahkan memperbanyak zikir dan doa serta membaca Al-Qur’an.

  1. Tahallul atau bercukur

Setelah mengerjakan sa’i, cukurlah rambut Anda sampai bersih atau pendekkanlah. Bagi orang yang menunaikan umrah, mencukur gundul rambut lebih utama, kecuali jika waktu haji sudah dekat, maka memendekkan rambut lebih utama, sehingga mencukur gundul rambut dilakukan pada waktu haji.

Tidak cukup memendekkan rambut hanya beberapa helai pada bagian depan kepala dan belakangnya sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian jemaah haji, tetapi hendaknya memendekkan tersebut dilakukan pada seluruh rambut atau pada sebagian besarnya.

Adapun bagi wanita, maka hendaknya ia mengumpulkan rambutnya dan mengambil daripadanya kira-kira seujung jari. Jika rambutnya keriting (tidak sama panjang ujungnya) maka harus diambil dari tiap-tiap kepangan atau genggaman. (*)

Komentar